Bunga Seed Matahari

Dataran	Rendah
Umur Panen(HST)	24 - 26 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)
Potensi Hasil(Ton/Ha)	13 - 16 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman bayam diolah dengan dicangkul sedalam 20–30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan cara :
1.Menyebar biji langsung pada bedengan. Biji disebar secara langsung di atas permukaan bedengan, kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya ± 1-2cm).
2.Menyebar langsung pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10 gr/ L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 2 kali sehari pagi dan sore apabila kondisi kering.
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan. Tanaman bayam jarang terserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasi tanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan bayam, dengan syarat kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Panen dan Pascapanen
Bayam cabut dapat dipanen pada umur 25 - 33 HSS, tinggi tanaman telah mencapai 20 cm . Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Untuk menjaga kesegaran bayam setelah panen diletakkan di empat berair (merendam bagian akarnyaa).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah
Umur Panen(HST)	30 - 33 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)
Potensi Hasil(Ton/Ha)	12 - 15 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman bayam diolah dengan dicangkul sedalam 20–30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan cara :
1.Menyebar biji langsung pada bedengan. Biji disebar secara langsung di atas permukaan bedengan, kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya ± 1-2cm).
2.Menyebar langsung pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10 gr/ L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 2 kali sehari pagi dan sore apabila kondisi kering.
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan. Tanaman bayam jarang terserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasi tanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan bayam, dengan syarat kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Panen dan Pascapanen
Bayam cabut dapat dipanen pada umur 25 - 33 HSS, tinggi tanaman telah mencapai 20 cm . Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Untuk menjaga kesegaran bayam setelah panen diletakkan di empat berair (merendam bagian akarnyaa).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah
Umur Panen(HST)	25 - 30 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)
Potensi Hasil(Ton/Ha)	12 - 15 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman bayam diolah dengan dicangkul sedalam 20–30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan cara :
1.Menyebar biji langsung pada bedengan. Biji disebar secara langsung di atas permukaan bedengan, kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya ± 1-2cm).
2.Menyebar langsung pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10 gr/ L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 2 kali sehari pagi dan sore apabila kondisi kering.
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan. Tanaman bayam jarang terserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasi tanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan bayam, dengan syarat kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Panen dan Pascapanen
Bayam cabut dapat dipanen pada umur 25 - 33 HSS, tinggi tanaman telah mencapai 20 cm . Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Untuk menjaga kesegaran bayam setelah panen diletakkan di empat berair (merendam bagian akarnyaa).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah
Umur Panen(HST)	25 - 30 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)
Potensi Hasil(Ton/Ha)	12 - 15 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman bayam diolah dengan dicangkul sedalam 20–30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan cara :
1.Menyebar biji langsung pada bedengan. Biji disebar secara langsung di atas permukaan bedengan, kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya ± 1-2cm).
2.Menyebar langsung pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10 gr/ L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 2 kali sehari pagi dan sore apabila kondisi kering.
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan. Tanaman bayam jarang terserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasi tanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan bayam, dengan syarat kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Panen dan Pascapanen
Bayam cabut dapat dipanen pada umur 25 - 33 HSS, tinggi tanaman telah mencapai 20 cm . Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Untuk menjaga kesegaran bayam setelah panen diletakkan di empat berair (merendam bagian akarnyaa).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah
Umur Panen(HST)	25 - 30 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)
Potensi Hasil(Ton/Ha)	24 - 26 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman kangkung diolah dengan dicangkul sedalam 20-30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Beberapa teknik menanam benih kangkung sebagai berikut:
1.Benih disebar langsung pada bedengan. Teknik ini cukup menghemat waktu penanaman, namun kurang efektif karena tanaman tidak teratur.
2.Buat lubang tanam dengan jarak antar lubang 10 x 5 cm, masukkan benih kangkung 2-3 biji ke dalam lubang tanam. Setelah penanaman benih disiram dan berikan nematisida untuk mengindari serangan ulat.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10gr / L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 1- 2 kali sehari .
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan.
Panen dan Pascapanen
Kangkung dapat dipanen pada umur 25-30 HSS. Cara melakukan panen yaitu kangkung dicabut beserta akarnya kemudian akarnya dibersihkan dari tanah. Untuk menjaga kesegaran selama proses pasca panen, kangkung dapat direndam di dalam air (bagian akarnya).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah
Umur Panen(HST)	25 - 30 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)
Potensi Hasil(Ton/Ha)	24 - 26 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman kangkung diolah dengan dicangkul sedalam 20-30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Beberapa teknik menanam benih kangkung sebagai berikut:
1.Benih disebar langsung pada bedengan. Teknik ini cukup menghemat waktu penanaman, namun kurang efektif karena tanaman tidak teratur.
2.Buat lubang tanam dengan jarak antar lubang 10 x 5 cm, masukkan benih kangkung 2-3 biji ke dalam lubang tanam. Setelah penanaman benih disiram dan berikan nematisida untuk mengindari serangan ulat.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10gr / L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 1- 2 kali sehari .
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan.
Panen dan Pascapanen
Kangkung dapat dipanen pada umur 25-30 HSS. Cara melakukan panen yaitu kangkung dicabut beserta akarnya kemudian akarnya dibersihkan dari tanah. Untuk menjaga kesegaran selama proses pasca panen, kangkung dapat direndam di dalam air (bagian akarnya).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah
Umur Panen(HST)	25 - 30 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)
Potensi Hasil(Ton/Ha)	25 - 26 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman kangkung diolah dengan dicangkul sedalam 20-30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Beberapa teknik menanam benih kangkung sebagai berikut:
1.Benih disebar langsung pada bedengan. Teknik ini cukup menghemat waktu penanaman, namun kurang efektif karena tanaman tidak teratur.
2.Buat lubang tanam dengan jarak antar lubang 10 x 5 cm, masukkan benih kangkung 2-3 biji ke dalam lubang tanam. Setelah penanaman benih disiram dan berikan nematisida untuk mengindari serangan ulat.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10gr / L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 1- 2 kali sehari .
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan.
Panen dan Pascapanen
Kangkung dapat dipanen pada umur 25-30 HSS. Cara melakukan panen yaitu kangkung dicabut beserta akarnya kemudian akarnya dibersihkan dari tanah. Untuk menjaga kesegaran selama proses pasca panen, kangkung dapat direndam di dalam air (bagian akarnya).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah
Umur Panen(HST)	25 - 30 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)	220 - 250 gr
Potensi Hasil(Ton/Ha)	20 - 25 Ton/Ha

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN CAISIM
Persiapan Lahan
Lahan diolah dan ditambahkan pupuk kandang sebanyak 2-3 kg/m2 kemudian dibuat bedengan ukuran lebar 100 cm, tinggi 30 cm, lebar drainase adalah 50 cm. Apabila penanaman menggunakan mulsa plastik, bedengan ditutup dengan mulsa plastik dan dibuat lubang tanam dengan jarak tanam 25 x 25 cm.
Persemaian
Media yang digunakan untuk persemaian berupa tanah gembur dan pupuk kandang / kompos yang halus dengan perbandingan 1 : 1. Media semai diisikan pada polybag atau bak khusus untuk persemaian, kemudian disiram secukupnya agar tetap basah. Benih kemudian diletakan/ disebar pada media semai, siram secara rutin agar tetap basah. Bibit siap pindah tanam ada umur ± 20-23 HSS (Hari Setelah Semai) atau jika benih sudah berdaun 2-3 helai.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari, pilihlah bibit yang sehat dan vigor, tanam pada lubang tanam sesuai dengan anjuran jarak tanam, satu lubang tanam diisi satu bibit caisim . Lakukan penyiraman secara rutin dan cukup. Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati atau pertumbuhan yang kurang normal.
Pemeliharaan
Penyiangan dilakukan pada umur 10 HST atau sesuai kondisi lahan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pupuk susulan NPK dapat diberikan pada umur 14 HST dosis 5 gr/ Tanaman dengan cara ditugal atau dikocor menyesuaikan kondisi cuaca.
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan.
Hama Utama yang sering menyerang dan menurunkan hasi panen adalah Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell) dengan gejala bagian titik tumbuh tanaman rusak. Ulat tritip (Plutella maculipennis) dengan gejala daun berlubang-lubang , jika serangan tinggi hanya akan tersisa urat daun.
Pengendalian secara kimia menggunakan insektisida ( Sidazinon 600EC, Sidametrin 50 EC, Diazinon 600 EC).
Pemanenan
Caisim Espana dapat dipanen mulai umur 25-30 HST, sedangkan Sawi pahit Moreno dapat di panen pada umur 30-35 HST. Cara panen yaitu cabut tanaman beserta akarnya kemudian cuci dengan air mengalir.

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah - Tinggi
Umur Panen(HST)	30 - 35 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)	1 -2 gr
Potensi Hasil(Ton/Ha)	25 - 30 Ton/Ha

BUDIDAYA CABAI
Persemaian
1. Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
2. Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat
3. Biarkan 3-4 hari sampai muncul calon akar
4. Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
Pengolahan Lahan
1. Genangi lahan semalam
2. Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
3. Buat bedengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 - 100 cm dan lebar parit 40 - 60 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
Pemasangan Mulsa
1. Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
2. Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
3. Pasang lanjaran disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman cabai pada umur 10-25 HST.
Pupuk Dasar
-Pupuk kandang dengan dosis 3-5 ton/ha, disebarkan setelah bajak secara merata.
-Dolomit dengan dosis 1-2 ton/ha (melihat kondisi pH tanah), disebarkan bersamaan dengan pembuatan guludan, yaitu setelah guludan ½ jadi, disebarkan secara merata. Tanaman cabai menghendaki pH tanah yang netral yaitu 6-7.
-Sp-36 dengan dosis 150-250 kg/ha, disebarkan bersamaan dengan waktu menyebar dolomit.
-*Za dengan dosis 75-100 kg/ha (untuk tanah berpasir), pupuk Za ditambahkan untuk tanah-tanah yang kandungan N nya sangat rendah, misalkan tanah berpasir.
Pemupukan Susulan
Diberikan sebelum berbunga pada umur 15 dan 30 HST dengan pupuk NPK (15:15:15) dosis 10 gr/tan dengan cara tugal.
Pemupukan Lanjutan
Diberikan pada umur 40, 55 dan 70 HST dengan NPK (15:15:15) dan KNO3 dosis 15 gr/tanaman dengan cara dikocor 1 minggu sekali.
Penanaman
1. Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 50 x 60 cm.
2. Bibit cabai dipindah tanam apabila sudah muncul 3-5 daun sempurna atau berumur 25-30 hari setelah semai
3. Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari. Sebelum tanam, bedengan harus dibasahi dan lubang tanam dilubangi sedalam 7-10 cm, akar tidak boleh kelihatan atau keluar.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan 10 hari setelah tanam (dilakukan bila bibit yang ditanam menunjukkan pertumbuhan yang tidak normal). Sebaiknya penyulaman dilakukan pada sore hari.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan. Pemakaian cangkul untuk menyiang dianjurkan tidak terlalu dalam agar akar tidak rusak.
Pewiwilan / Pemangkasan
Dilakukan dibawah cabang Y umur 15-30 HST. Dianjurkan, buah pertama pada cabang Y perlu dipangkas, agar tanaman tumbuh membesar.
Pengikatan
Dilakukan terhadap batang di bawah cabang Y pada 15-30 HST dan cabang diatas cabang Y pada umur 55 HST.
Pengendalian Hama Penyakit
Dilakukan sebagai upaya untuk pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida. Apabila terserang penyakit yang disebabkan virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah - Menengah
Umur Panen(HST)	40 - 45 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)	120 - 180 gr
Potensi Hasil(Ton/Ha)	8 - 10 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman bayam diolah dengan dicangkul sedalam 20–30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan cara :
1.Menyebar biji langsung pada bedengan. Biji disebar secara langsung di atas permukaan bedengan, kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya ± 1-2cm).
2.Menyebar langsung pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10 gr/ L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 2 kali sehari pagi dan sore apabila kondisi kering.
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan. Tanaman bayam jarang terserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasi tanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan bayam, dengan syarat kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Panen dan Pascapanen
Bayam cabut dapat dipanen pada umur 25 - 33 HSS, tinggi tanaman telah mencapai 20 cm . Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Untuk menjaga kesegaran bayam setelah panen diletakkan di empat berair (merendam bagian akarnyaa).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Menengah - Tinggi
Umur Panen(HST)	40 - 45 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)	200 - 300 gr
Potensi Hasil(Ton/Ha)	23 - Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman bayam diolah dengan dicangkul sedalam 20–30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan cara :
1.Menyebar biji langsung pada bedengan. Biji disebar secara langsung di atas permukaan bedengan, kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya ± 1-2cm).
2.Menyebar langsung pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10 gr/ L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 2 kali sehari pagi dan sore apabila kondisi kering.
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan. Tanaman bayam jarang terserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasi tanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan bayam, dengan syarat kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Panen dan Pascapanen
Bayam cabut dapat dipanen pada umur 25 - 33 HSS, tinggi tanaman telah mencapai 20 cm . Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Untuk menjaga kesegaran bayam setelah panen diletakkan di empat berair (merendam bagian akarnyaa).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Menengah - Tinggi
Umur Panen(HST)	40 - 45 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)	2000 - 3000 gr
Potensi Hasil(Ton/Ha)	40 - 50 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman bayam diolah dengan dicangkul sedalam 20–30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan cara :
1.Menyebar biji langsung pada bedengan. Biji disebar secara langsung di atas permukaan bedengan, kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya ± 1-2cm).
2.Menyebar langsung pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10 gr/ L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 2 kali sehari pagi dan sore apabila kondisi kering.
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan. Tanaman bayam jarang terserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasi tanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan bayam, dengan syarat kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Panen dan Pascapanen
Bayam cabut dapat dipanen pada umur 25 - 33 HSS, tinggi tanaman telah mencapai 20 cm . Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Untuk menjaga kesegaran bayam setelah panen diletakkan di empat berair (merendam bagian akarnyaa).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Dataran	Rendah - Tinggi
Umur Panen(HST)	40 - 45 HST
Panjang(Cm)
Diameter(Cm)
Berat(Kg)	300 - 500 gr
Potensi Hasil(Ton/Ha)	15 - 18 Ton/Ha

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM
Persiapan lahan
Lahan untuk pertanaman bayam diolah dengan dicangkul sedalam 20–30 cm agar gembur. Setelah itu dibuat bedengan dengan Lebar bedengan 1 m, sedangkan panjang bedengan dapat dibuat tergantung ukuran/bentuk lahan. Setelah diratakan, bedengan diberi pupuk kandang atau ayam dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur (kandungan bahan organiknya rendah). Pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaannya diratakan.
Penanaman
Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan cara :
1.Menyebar biji langsung pada bedengan. Biji disebar secara langsung di atas permukaan bedengan, kemudian ditutup tipis dengan tanah (tebalnya ± 1-2cm).
2.Menyebar langsung pada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15 cm kemudian ditutup kembali dengan lapisan tipis tanah.
Pemeliharaan
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada berumur 7 HSS dan 14 HSS. Pemupukan I dengan Urea dan pemupukan II Urea+ponska (2:1). Pupuk ditabur pada bedengan dengan dosis 1 kg/3 m2 . Atau dapat pula dikocor menggunakan Urea dengan dosis 10 gr/ L.
Lakukan penyiangan minimal 1 kali atau sesuai dengan kondisi lahan.
Kebutuhan air untuk tanaman perlu diperhatikan, penyiraman dilakukan secara rutin 2 kali sehari pagi dan sore apabila kondisi kering.
Penyemprotan pestisida dan fungisida menyesuaikan serangan Hama dan Penyakit di lahan. Tanaman bayam jarang terserang penyakit yang ditularkan melalui tanah. Oleh karena itu, rotasi tanaman tidak merupakan keharusan. Tanaman bayam dapat berproduksi dengan baik meskipun ditanam pada tanah yang telah beberapa kali ditanami dengan bayam, dengan syarat kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan yang teratur.
Panen dan Pascapanen
Bayam cabut dapat dipanen pada umur 25 - 33 HSS, tinggi tanaman telah mencapai 20 cm . Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya atau dengan cara memotong pada bagian pangkal sekitar 2 cm di atas permukaan tanah. Untuk menjaga kesegaran bayam setelah panen diletakkan di empat berair (merendam bagian akarnyaa).

Jenis Hama Pada Tanaman Bayam
1. Ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejalanya :
Biasanya daun bayam akan terlihat berlubang dan usang kelamaan daun bayam akan habis.
Penanggulangannya:
Cara mengendalikannya ialah dengan menyemprotkan pestisida secara eksklusif pada daun bayam atau dengan membuang ulat daun sampai bersih.
2. Kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala :
Daun bayam terdapat kutu yang menjadikan daun bayam menjadi berlubang dan sanggup mati jikalau dibiarkan terlalu lama.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan kutu daun pada tumbuhan bayam ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam, serta selalu menjaga kebersihan lahan.
3. Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala :
Batang dan daun bayam menjadi layu dan rusak yang disebabkan oleh tungau ini. Jika dibiarkan usang juga akan berdampak jelek pada tumbuhan bayam.
Pengendaliannya :
Cara mengendalikan tungau pada tumbuhan bayam masih sama yaitu dengan menyemprotkan pestisida pada tumbuhan bayam yang terjangkit hama.
Penyakit pada tumbuhan bayam
1. Rebah kecambah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Phytium sp.
Gejalanya : menginfeksi pada seluruh tumbuhan bayam mulai dari akar, batang sampai daun.
Pengendaliannya : yaitu dengan penyemprotan Fungisida
2. Busuk basah.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Rhizoctonia sp.
Gejalanya : akan terlihat bercak-bercak putih pada tangkai dan daun bayam.
Pengendaliannya : masih sama yaitu dengann melaksanakan penyemprotan Fungisida
3. Karat putih.
Penyebabnya : Bakteri cendawan Choanephora sp.
Gejalanya : Akan menginfeksi batang dan daun.
Pengendaliannya : Juga dengan menyemprotkaan Fungisida pada tumbuhan bayam.

Sayuran Daun

Bayam Unggulan Samudra

Bayam Unggulan Loreng

Bayam Unggulan Abbang

Bayam Unggulan Hijau Daun

Kangkung Unggulan Sejati

kangkung Unggulan Persada

Kangkung Unggulan Kencana

Sawi manis Unggulan Espana

Sawi pahit Unggulan Moreno

Seledri Unggulan Eragon

Kailan Unggulan Hauce

Kubis Hibrida Hokki F1

Selada Unggulan Tsuki Green